Fitur Text Filter Sudah Cukup Kurangi Trash Talk di Dota 2?

Berbicara game online pasti kalian para player sudah tidak asing dengan kata Trash Talk. Kaliman dan kata-kata tidak baik tersebut datang dari para player yang biasanya sedang mengalami kekalahan bahkan saat menang untuk mengolok-olok lawan mainnya.

Hal tersebut pun melanda kancah Dota 2. Tidak hanya pemain pubs biasa, para pro player pun terkadang tersandung kasus serupa yang berakibat terhadap karir mereka.

Didasari hal tersebut Valve pun berupaya untuk mencegah dan mengurangi Trash Talk yang menghantui salah satu game terlaris mereka tersebut.

Usut punya usut, fitur ini datang atas studi yang dibuat langsung oleh Anti-Defamation League (ADL) yang mengatakan bahwa gim Dota 2 berisi para pemain yang paling banyak mendapatkan hujatan dibandingkan seluruh gim online lainnya.

Hal ini akan membawa nama buruk bagi Valve, lantas mereka menghadirkan fitur text filter guna mengurangi omongan kasar yang ‘diucapkan’ oleh para pemain di luar sana.

Caranya, kalian cukup pergi ke bagian pengaturan di bagan sosial. Lalu centang text filter dan pemain akan melihat sederetan bintang pada kata-kata kasar sedang saat bermain.

Memang studi menjadi landasan dasar Valve menyetujui fitur text filter. ADL mengatakan setidaknya 79% pemain melaporkan tindakan kurang menyenangkan seperti ancaman fisik, stalking atau membuntuti, hingga bentuk kekerasan verbal saat bermain Dota 2.

Tentunya dengan adanya fitur tersebut, lingkungan Dota 2 kedepannya diharapkan akan lebih bersahabat kembali, terutama pada pemain yang baru bermain game MOBA legendaris tersebut.

Keren kan gengs fitur terbaru mereka? Semoga kalian para toxic player tobat dengan adanya fitur ini hihi.

Battle Pass 2020 Hadir, Anti Mage Persona Bikin Pengen!

Battle Pass 2020 telah tiba! Artinya ada juga Dota 2 new update alias update terbaru di Dota 2 yang tentunya tidak lepas dari kehadiran Battle Pass 2020.

Kehadiran berbagai fitur dan perubahan di Dota 2 yang bersamaan dengan Battle Pass tentu selalu menarik untuk diikuti.

Apa saja update terbaru yang hadir di Dota 2 bersamaan dengan Battle Pass tahun ini? Ada beberapa hal penting yang wajib kamu ketahui.

Ragam Fitur Dota 2 New Update

Fitur yang pastinya akan menyenangkan dan sangat membantu untuk bisa bermain bersama teman maupun mencari teman baru.

Kamu bisa bergabung dengan komunitas atau kelompok yang sejalan, seide, seirama, dan se-se yang lainnya di dalam guild.

Pastinya bisa cari teman buat mabar juga. Jadi gak kesal kalo ketemu tim random yang rebutan mid.

Oiya, ada juga loh reward dari guild! Semakin tinggi guild kamu, semakin banyak aktivitas yang tersedia dan menyediakan reward.

Screen Interaktif

Tambahan lain yang bisa membuat kamu senang bermain mabar adalah kehadiran interactive versus screen.

Kamu bisa mengekspresikan apa yang kamu rasakan sebelum atau setelah bertanding dengan adanya animasi taunt atau chat dari hero kamu.

Melalui gambar di atas bisa terlihat kan?

Anti Mage Persona dan Arcana Wraith King

Ini pasti salah satu yang ditunggu-tunggu. Arcana yang tersedia pada level tertentu di Battle Pass!

Untuk kali ini, setidaknya ada persona dan arcana yang menarik perhatian dan ingin dimiliki setidaknya oleh orang-orang terdekat penulis yaitu Anti Mage Persona dan The One True King dari Wraith King.

Memang sih keduanya sangat menarik untuk dilihat seperti pada gambar di atas. Tapi jangan lupa masih ada Eminence of Ristul dari QOP dan Compass of the Rising Gale dari Windranger yang gak kalah keren!

Banyak Update In Game Lain dari Battle Pass 2020

Selain itu di dalam game tentunya masih banyak update yang bikin permainan makin seru. Sebut saja taunt, musik, hingga emotikon dan lain sebagainya.

Bawa 3 Arcana dan 2 Persona, Battle Pass 2020 Dota 2 Akhirnya Dirilis

Sesuai janji, Valve akhirnya merilis Battle Pass terbaru untuk Dota 2. Dan kelihatannya penantian tersebut terbayarkan karena bisa dibilang Battle Pass tahun ini merupakan salah satu yang punya hadiah paling menarik (Disamping tentunya memang disengaja karena Battle Pass ini akan berjalan sendiri tanpa diiringi turnamen The International 10). Bagaimana tidak, dalam Battle Pass ini kamu akan digoda dengan kehadiran tidak hanya satu namun 3 buah arcana dan juga 2 persona.

Tidak tanggung-tanggung dan mungkin juga untuk membuat umur Battle Pass ini lebih panjang, Valve menyediakan 3 Arcana yaitu untuk hero Wraith King, Queen of Pain, dan runner-up Arcana voting tahun kemarin – Windranger. Plus 2 Persona yaitu untuk Pudge dan juga Anti-Mage yang akan berubah menjadi versi wanita. Sebagai gantinya, prestige immortal item yang biasanya hadir tiap tahunnya akan absen tahun ini.

Dari semua hadiah tersebut yang baru diperlihatkan hanyalah Arcana Wraith King, yang tentunya akan sangat familiar bagi kamu yang telah memainkan Dota 2 sejak awal. Karena Arcana ini membawa kembali desain Skeleton King yang merupakan bentuk awal dari Wraith King namun dirubah karena adanya masalah copyright dari Blizzard. Entah apakah masalah dengan Blizzard sudah selesai, namun memang tentunya hal ini membawa nostalgia mengingat Skeleton King sudah absen sejak 2013 lalu. Atau di sisi lain ini merupakan langkah “mudah” yang diambil oleh Valve.

Hal lain yang menarik untuk ditunggu dari hadiah-hadiah tersebut tentunya adalah persona milik Anti-Mage yang mengubah gendernya menjadi perempuan. Dalam deskripsinya sendiri sebenarnya dijelaskan bahwa karakter perempuan ini bernama Wei, dan merupakan anak didik dari Anti-Mage. Namun tentunya cukup menarik dengan langkah dari Valve yang akan menyediakan “versi cross-gen” dari hero-heronya, dan apakah trend ini akan berlanjut ke hero-hero lainnya (LC versi laki-laki mungkin seperti di originalnya).

Diluar kosmetik baru yang harus kamu tebus dengan naik level, Battle Pass ini tetap menyediakan berbagai event serta misi khas yang ada di BP-BP sebelumnya. Sebagai tambahan, Dota 2 akan mengadakan event musim panas khusus. Yang kini masih misterius, namun tentunya kita berharap bisa menjadi sebuah tambahan co-op yang menyenangkan seperti Siltbreaker dahulu.

Lengkapnya, kamu bisa melihatnya update lengkapnya di website resminya, atau mengeceknya langsung ke dalam gamenya. Battle Pass ini sendiri dirilis mulai hari ini dengan harga standardnya Rp 148.999 hingga level 100 yang dibanderol Rp 668.999 dan belum diketahui akan berlangsung hingga kapan, mengingat tahun ini tidak ada The International yang biasanya akan berakhir di sekitar bulan Agustus-September. Namun juga tidak akan mungkin berlangsung terus hingga tahun depan yang tentunya akan membuat prize pool dari TI10 nantinya akan terlalu tinggi.

Apa Saja Beda Dota dan League of Legends

Bergenre MOBA, League of Legends (LOL) dan Dota (dan Dota 2) merupakan game induk dari banyaknya game MOBA mobile saat ini. Namun, tidak banyak orang yang mengetahui perbedaan Dota dan LOL, terutama pada mekanisme game-nya.

Untuk itu, di tulisan ini penulis mencoba untuk memberikan beberapa highlight perbedaan dari kedua game ini. Kedua judul game tersebut juga masing-masing memiliki ekosistem esports-nya tersendiri dengan jumlah player yang besar serta turnamen yang masyhur.

Mari kita simak perbedaannya dari berbagai sudut pandang.

Dota: Hero vs LOL: Champion

Di Dota, karakter yang dimainkan disebut hero mengingat Dota merupakan pengembangan dari custom map game Warcraft III, dan asset dari karakter Dota tentunya berasal dari karakter hero Warcraft III.

Sedangkan di LOL, karakternya disebut dengan champion. Hal ini dikarenakan karakter League of Legends merupakan para pejuang (secara lore) yang berasal dari dunia mereka masing–masing yang berjuang untuk memenangkan perang. Yang memanggil para champion tersebut disebut dengan Summoners (para player).

League of Legends sendiri merupakan sebuah organisasi yang menyelesaikan konflik di Runeterra. Untuk mengerti lore lebih lanjut, kamu bisa mencoba game buatan Riot yang (rencananya) akan diluncurkan pada tahun ini di platform mobile. Judulnya adalah Wild Rift!

Dota: Creep vs LOL: Minion

Jikalau pasukan di Dota yang diluncurkan setiap 30 detik disebut creep, sebutan ini ternyata berasal dari kebiasaan di Warcraft 3 yang melakukan creeping (aktivitas meraungi area map untuk mendapatkan gold atau item). Hal ini lebih tampak pada asset ghoul yang digunakan pada creep melee Undead pada game Dota.

Sedangkan di LOL, unit pasukannya disebut dengan istilah minion yang berarti pasukan bawahan yang berada di garis depan untuk menghadapi minion dan champion musuh.

Dota: Ancient vs LOL: Nexus

Markas kubu di Dota disebut dengan istilah Ancient yang merupakan penentu kemenangan suatu tim. Sebutan Ancient ini juga merupakan bagian dari judul Dota, yaitu Defense of the Ancients. Di Dota, Ancient menggunakan asset Tree of Life pada tim Sentinel dan Frozen Throne pada tim Scourge.

Sedangkan di League of Legends, markas utama disebut dengan Nexus yang berbentuk kristal berwarna merah yang dilindungi oleh 2 turret.

Dota: Free-for-all vs LOL: Pay-to-use

Ini adalah salah satu pembeda terbesar yang membuat banyak pemain Dota untuk tidak mencoba game LOL. Sebab ketika kita bermain Dota, kita bisa memainkan semua hero dan bertemu dengan semua macam hero pada setiap match secara bebas.

Sebaliknya di LOL, setiap champion hanya bisa dimiliki dengan terlebih dahulu membelinya, baik dengan menggunakan in-game currency ataupun premium currency.

Di satu sisi mungkin bagi pemain Dota hal ini membatasi kesempatan belajar hero, namun jika dilihat dari sisi lain, ini juga adalah sebuah pertanda pagi pemainnya untuk fokus pada sebuah karakter atau role pada game dan berusaha untuk menjadi yang terbaik.

Model bisnis LOL ini membuat para pemainnya untuk berhati–hati dalam memilih role atau membeli champion selanjutnya. Namun, Riot Games juga menyadari hal ini dan menghadirkan fitur rotasi free-to-use champion setiap minggunya, agar para pemain free to play berkesempatan untuk mengenali daftar champion yang lain. Para pemain bisa terlebih dahulu mencicipi champion tersebut sebelum memutuskan untuk membelinya.

Jadi secara teknis, learning curve pada LOL akan lebih teratur dan stabil dibandingkan dengan Dota.

Rencana Malaysia untuk Esports 5 Tahun ke Depan

Kementerian Pemuda dan Olahraga Malaysia telah merilis strategi komprehensif setebal 144 halaman yang kelak digunakan untuk meregulasi serta menciptakan ekosistem esports (olahraga elektronik) yang berkelanjutan di Negeri Jiran.

Rencana 5 tahun ini menghadirkan 25 inisiatif utama yang tertuang dalam 5 strategi andalan untuk mempertahankan keberlanjutan keunggulan esports di Malaysia.

Di tahun 2019, pemerintah Malaysia mengumumkan akan mengalokasikan RM 10 juta (setara dengan 35,7 miliar rupiah) untuk memulai pengembangan esports di dalam negeri. Sejauh ini, masih belum ada detil informasi bagaimana dana ini akan dianggarkan.

Sebelumnya, dalam sebuah artikel Malaymail, sang Menteri Pemuda dan Olahraga, Syed Saddiq, mengatakan bahwa kementerian hanya akan menerima anggaran di bulan Oktober dan sudah terlambat untuk membantu pendanaan tim Malaysia mengikuti Overwatch World Cup di Blizzcon.

Dikabarkan, bahwa alokasi anggaran untuk tahun 2020 juga akan berlipat ganda menjadi $4,8 juta untuk tahun 2020. Saat ini, tidak ada undang-undang khusus untuk mengatur olahraga di Malaysia; alih-alih, permainan kompetitif masih dikelompokkan di bawah Undang-Undang Pengembangan Olahraga tahun 1997 milik pemerintah.

Laporan itu secara langsung merujuk pada Undang-Undang Promosi Esports Korea Selatan, yang membuka jalan bagi subsidi pemerintah, program universitas, dan administrasi persaingan di tempat yang masih merupakan yang terbesar esports pasar di seluruh dunia, bersama Tiongkok dan Amerika Serikat.

5 prioritas Malaysia untuk esports

Rencana strategis tersebut diuraikan menjadi lima prioritas, yaitu:

  1. Standardisasi kontrak atlet esports, program kesehatan, dan perencanaan karir.
  2. Menjaga integritas berkompetitif dan meningkatkan kesetaraan gender.
  3. Membangun fasilitas dan akademi nasional untuk esports.
  4. Mendorong pengembangan bakat lebih lanjut, dan investasi.
  5. Memperkenalkan lisensi untuk atlet, wasit, dan pusat pelatihan.

Sebagai tambahan, menurut Survei Pengguna Internet 2018, Malaysia yang berpopulasi lebih dari 31 juta ini akan mengalami peningkatan jumlah pengguna internet dari 20,1 juta pada 2014 menjadi 28,7 juta. Peningkatan sebesar lebih kurang 42%.

Sejarah E-Sport

Kata esports mungkin masil hal yang asing di telinga sebagian orang. Namun juga hal yang familiar bagi beberapa orang, penggemar video game khususnya. Seperti survei yang saya lakukan beberapa waktu lalu, saya bertanya kepada beberapa teman yang sering menjuluki dirinya sebagai gamer.

Mereka benar dalam mendefinisikan kata esports yang sama bentuknya dengan kata email. Dengan tegas mereka menjawab bahwa esports adalah olahraga yang dilakukan melalui media elektronik seperti komputer, konsol, handphone, dan sebagainya.

Namun, ketika saya bertanya apakah permainan Mobile Legends yang mereka mainkan sehari-harinya adalah bagian dari esports? Jawaban mereka, tidak. Alih-alih beradu argumen, mereka malah berinterpretasi bahwa contoh esports ini adalah senam yang dituntun oleh seorang atlet senam melalui televisi.

Faktanya, di kampus saya, beberapa mahasiswa yang mengklaim dirinya sebagai gamer, ternyata tak paham dengan pengertian esports. Lantas, apakah sebenarnya esports itu?

Esports adalah permainan video game yang bersifat kompetitif

Esports yang kini menjadi fenomena global, ternyata bermula dari sebuah kompetisi yang diadakan oleh suatu komunitas, dan hanya berhadiah majalah! Sama halnya dengan email yang merupakan kependekan dari electronic mail, esports sendiri adalah kependekan dari electronic sports, yaitu olahraga yang menggunakan game sebagai bidang kompetitif utama yang dimainkan oleh profesional. Sama sekali tidak seperti apa yang mereka pikirkan.

Beberapa waktu lalu, esports sama sekali tidak dikenal. Akan tetapi, sekarang ini fenomena esports terus berkembang dan mulai memancing perhatian dari berbagai kalangan, mulai dari gamers, media, hingga perusahaan-perusahaan besar yang sama sekali tidak bergerak di bidang esports.

Sekilas sejarah esports

Sedikit kilas balik perkembangan esports sampai sejauh ini. Tepatnya pada tahun 1972, pada masa yang mungkin ketika itu komputer masih jarang ditemui, tak ada jaringan internet dan belum banyak judul video game, sebuah kompetisi game diadakan di Universitas Stanford. Para murid diundang ke dalam sebuah kompetisi yang diberi nama sebagai Intergalactic Spacewar Olympic, sebuah kompetisi untuk game yang berjudul Spacewar dan hanya berhadiah satu tahun langganan majalah Rolling Stone yang tengah hits pada zamannya.

Setelahnya, satu per satu kompetisi game yang sejenis pun bermunculan. Sekitar tahun 1980-an, Atari menggelar kompetisi Space Invader dengan sekitar 10.000 peserta, terbesar pada masanya. Bahkan ketika itu, kompetisi game ini terbilang menjadi fenomenal dan diangkat oleh majalah ternama Amerika Serikat, Life and Time.

Singkat cerita, di era 90-an, saat teknologi internet mulai merebak di Amerika Serikat, kompetisi game ini pun ikut berkembang. Perkembangannya menjadi kompetisi online game. beserta dengan munculnya organisasi yang mempunyai visi untuk menjadikan kompetisi game ini menjadi sebuah industri baru, yaitu industri esports. Ketika itu, game yang dipertandingkan mulai beragam, seperti game Quake, Counter Strike, dan Warcraft.

Memasuki tahun 2000-an, perkembangan esports menjadi semakin pesat. Korea Selatan menjadi salah satu negara yang terbilang sangat menerima budaya ini. Para pemainnya disanjung dan dipuja-puja layaknya sosok artis ibu kota sekelas EXO, Big Bang, BTS dan jajarannya. Sampai akhirnya esports menjadi berkembang seperti saat ini di masyarakat.

Kompetisi Dota 2, The International, menawarkan hadiah yang bukan hanya sekelas majalah Rolling Stone, tetapi hadiah yang mampu membeli rumah pribadi dengan pavilun beralaskan marmer dan kolam berenang selebar 2 meter di sisi belakang, bagi para pemainnya. Berjuta-juta dolar Amerika menjadi hadiah yang sangat diincar pagi para petarungnya. Kompetisi League of Legends yang dikelola dengan amat profesional terlihat seperti olahraga betulan, sampai akhirnya berbagai judul game tak mau kalah ingin turut terjun menjadi bagian dari budaya esports.

Apakah esports adalah olahraga?

Adakah spesifikasi khusus atau syarat khusus yang harus dipenuhi untuk menjadi bagian dari petarung di ranah esports? Sama halnya dengan olahraga mental dan pikiran lainnya, seperti catur dan contact bridge (bridge) yang sudah termasuk dalam kategori olahraga dan diperlombakan pada olimpiade, video game pun memiliki sifat yang sama yakni bersifat kompetitif dan membutuhkan teknik dan strategi tertentu, menuntut para petarungnya untuk memiliki kemampuan dan kemahiran dalam memainkannya hingga memenangkan pertandingan.

Untuk bisa menjadi lebih lihai dalam bermain game dalam industri ini, seorang pemain harus sering melakukan latihan dan meningkatkan kemampuannya. Ini berlaku untuk semua pemain di semua level, mulai dari pemain biasa yang cuma ingin bermain lebih baik, pemain yang ingin memanjat leaderboard, hingga mereka yang bermain secara profesional dan ingin memenangkan turnamen.

Namun latihan dalam video game bukan berarti sekedar bermain sebanyak, sesering, dan selama mungkin sampai melupakan tugas kuliah ataupun anak istri dan stafnya. Hanya sekedar menambah jam latihan tidak akan memberikanmu apa-apa kalau kamu tidak punya struktur dan basis latihan yang jelas. Sebaliknya, kamu malah hanya akan membuang waktu dan tidak berkembang sama sekali.

Hal-hal yang bisa kamu lakukan yang pertama adalah, pastikan kamu memahami game yang kamu mainkan. Sebelum kamu mulai memikirkan apa yang ingin kamu latih dan kembangkan, pastikan kamu mengerti apa yang kamu mainkan. Kamu juga harus paham betul bagaimana cara kerja game tersebut.

Selanjutnya, mulailah dengan menentukan target latihanmu dengan jelas dan realistis, lalu cari cara latihan yang tepat. Jangan lupa untuk selalu mengevaluasi kembali hasil latihan atau permainanmu karena hal ini penting untuk meningkatkan kemampuanmu. Dengan menilai kemampuanmu sendiri, kamu akan tahu apa saja kekurangan dan hal yang perlu kamu tingkatkan dalam permainanmu.

Sejarah Liquid

Team Liquid adalah organisasi olahraga profesional multi-regional yang berbasis di Belanda yang didirikan pada tahun 2000. Dengan dirilisnya StarCraft II: Wings of Liberty, Team Liquid menandatangani pemain profesional pertama mereka.

Pada 2012, Team Liquid mengakuisisi tim Dota 2 Amerika Utara, menandai usaha pertama mereka ke manajemen multi-genre. Pada Januari 2015, Tim Liquid resmi bergabung dengan Kutukan Tim di bawah spanduk Liquid, membawa Steve Arhancet, staf pendukungnya, dan mantan tim Liga Kutukan Legenda, Street Fighter, dan tim Super Smash Bros. Skuat Dota 2 Eropa mereka memenangkan The International 2017, yang memiliki salah satu kelompok hadiah terbesar untuk setiap turnamen esports dalam sejarah. Tim League of Legends Team Liquid telah memenangkan empat gelar LCS, dan tim Counter-Strike Global Offensive mereka dianugerahi hadiah Intel Grand Slam pada tahun 2019, sebuah prestasi yang dicapai hanya dalam lima turnamen.

Situs web ini dirilis pada 1 Mei 2001 oleh Victor “Nazgul” Goossens dan Joy “Meat” Hoogeveen di bawah domain teamliquid.cjb.net. Pada 22 September 2002, situs web dipindahkan ke alamat teamliquid.net. Sehari kemudian jajak pendapat pertama diposting sebagai suara untuk nama situs web dengan nama teamliquid.net menang atas saran lain seperti likwit.com. Pada tanggal 5 April 2019 diumumkan bahwa situs web akan pindah ke domain tl.net, dengan teamliquid.net menjadi alias untuk teamliquid.com di masa depan.

Meskipun Team Liquid terutama dikenal sebagai situs berita StarCraft, ada banyak sub bagian di forum yang didedikasikan untuk gim lain juga. Diumumkan pada 30 Agustus 2012 bahwa Team Liquid akan memperluas untuk meliput berita Dota 2. Pada 8 Desember 2012, Liquid memperluas franchise esports mereka menjadi beberapa game untuk pertama kalinya, dengan perekrutan tim Dota 2 Amerika Utara.

Pada 6 Januari 2015, Steven “LiQuiD112” Arhancet bergabung dengan Victor Goossens sebagai co-owner Team Liquid, secara resmi memulai penggabungan antara mantan Team Curse Gaming di bawah spanduk Team Liquid.

Pada tanggal 27 September 2016, Team Liquid menjual saham mayoritasnya kepada aXiomatic Gaming, grup investasi termasuk pemilik bersama Golden State Warriors Peter Guber, pengusaha Ted Leonsis, pembicara motivasi Tony Robbins, bola basket Hall of Famer Magic Johnson, dan co-founder AOL Steve Case.

Pada 16 Desember 2017, Team Liquid membubarkan daftar Halo mereka.

Team Liquid Starleague

Dua iterasi dari TeamLiquid Starleague (atau TSL singkatnya) adalah turnamen StarCraft: Brood War terbesar di luar Korea Selatan. [Kutipan diperlukan] TSL pertama yang disponsori oleh Razer pada tahun 2008 sangat dinanti-nantikan saat itu, menampilkan semua pemain Perang Dunia terbaik. Itu atasnya satu tahun kemudian dengan 2009 TSL 2, yang menampilkan total hadiah total lebih dari $ 20.000 dan tetap menjadi turnamen Perang Induk non-Korea terbesar sampai saat ini. Dengan rilis Starcraft II, Team Liquid mengumumkan angsuran ketiga, disponsori lagi oleh PokerStrategy.com dengan kumpulan hadiah sebesar $ 34.700. [22] Turnamen ini berlangsung antara Maret dan Mei 2011. Pada 25 April 2012, angsuran keempat diumumkan (TSL 4).

The International 2020 Dota 2

Menurut hasil sementara, Predator TNC, Vici Gaming, Team Secret, dan Geniuses Jahat telah mengamankan masa jabatan mereka di The International. Yang paling dekat dengan memasuki TI10 adalah Invictus Gaming, yang tiba-tiba menyenangkan penggemar mereka di MDL Chengdu Major 2020 dan DreamLeague Musim 13. Di divisi Eropa, Aliansi dan Team Liquid patut dicatat, yang masing-masing mendapatkan poin 1840 dan 1820. Hampir semua tim lain memiliki kesempatan yang sama untuk memasuki The International sampai tingkat tertentu – mereka seharusnya hanya tampil baik di salah satu acara besar.

Patut dicatat bahwa PSG.LGD, yang menempati posisi ke-2 di TI8, dan berada di posisi ke-3 di klasemen pada TI9, tidak dapat lolos ke kejuaraan Dota Pro Circuit, dan pada saat yang sama tidak mendapatkan poin penilaian.

Jangan lupa tentang wabah baru-baru ini dari coronavirus, yang telah secara signifikan mempersulit kehidupan klub e-sports Cina. Ini berarti bahwa dalam TI kesepuluh kita kemungkinan besar akan melihat rekor rendahnya tingkat perwakilan dari divisi Cina. Sangat sulit bagi yang terakhir untuk keluar dari negara mereka, dan bagi mereka yang sudah di luar China, sangat sulit untuk mendapatkan visa ke negara lain jika mereka belum terbuka.

Berbicara tentang The International 2020, orang tidak dapat tidak mengingat juara dua kali turnamen ini, OG. Orang-orang Eropa dapat menembus TI dua kali berturut-turut, “melompat ke gerbong terakhir” dan mendapatkan kemenangan di acara utama yang didedikasikan untuk Dota 2. Kali ini, semuanya dapat diulangi lagi, dan mengingat coronavirus yang disebutkan sebelumnya, mudah ditebak bahwa tim akan menghadapi kompetisi yang kurang serius dalam perjalanan daripada di dua The International sebelumnya.

Kurang dari empat bulan setelah Internasional tahun ini, Valve telah mengkonfirmasi tanggal untuk edisi tahun depan di Swedia. Acara Dota 2 terbesar tahun 2020 akan dimulai 18 Agustus, dengan Aegis dicabut pada 23 Agustus.

Kegagalan penjadwalan dan tiketing TI9 yang terlambat membuat kritik terhadap Valve karena penanganan situasi yang buruk. Sekarang, penggemar akan dapat merencanakan liburan mereka dengan lebih baik jika mereka berputar di sekitar turnamen Dota 2 utama.

TI adalah puncak dan puncak dari Sirkuit Dota Pro setiap musim. TI9 terbaru memecahkan dua catatan: memiliki kumpulan hadiah terbesar di semua olahraga dan acara Dota 2 yang paling banyak ditonton di Twitch, terlepas dari zona waktu. Edisi ke 10 acara tersebut akan kembali ke Eropa untuk pertama kalinya sejak TI1 dan akan diadakan di Stockholm, Swedia.

Exit mobile version
Secured By miniOrange